Rabu, 08 Juni 2011

Agen Polisi 212 #3 : Dilarang Masuk

Arab lawan China, penontonnya dari Yunani, negara mana yang menang? Jawabannya: tidak ada yang menang, yang terjadi adalah ketiga kedutaan negara masing-masing mengirimkan keluhan ke kantor polisi, sebab ini bukan pertandingan sepakbola atau olahraga apapun tapi tabrakan mobil dalam cerita Agen Polisi 212. Yup, Arthur balik lagi di nomor ketiga seri Agen Polisi 212 yang berjudul Dilarang Masuk (Sens Interdit), terbit pertama kali pada tahun 1983 di Belgia. Ada dua belas cerita komik pendek dalam seri komik ini.  

Di seri ketiga ini, Arthur Delfouille, si Agen 212, banyak ditampakkan sebagai orang yang berhati baik. Karena kebaikan hatinya ini, ada karakter baru dalam komik ini yang bernama Wilfred. Wilfred ini adalah seekor anjing jalanan yang kemudian menjadi peliharaannya Arthur, Cerita tentang bagaimana Wilfred bisa dipelihara oleh Arthur agak aneh dan melibatkan Komisaris atasan Arthur.

Tapi Arthur tetaplah agen yang sembrono. Suatu ketika ia secara tidak sengaja malah menghisap ganja milik tahanan yang tergeletak di atas meja kantornya dan teler. Cauvin dalam kisah ini dengan cerdas memberikan boks terakhir yang bisa membuat tertawa. Kekurangan yang terasa dalam komik nomor tiga ini mungkin kisahnya yang terlalu berpanjang-panjang.

Naskah: Raoul Cauvin
Gambar: Daniel Kox
Penerbit: Dupuis (di Indonesia oleh Misurind dan Gramedia)
Tahun Terbit Pertama: 1983
Bahasa: Indonesia

Klik di sini untuk mendownload komiknya






Read more!

Agen Polisi 212 #2: Atas Nama Hukum


Jangan berani macam-macam terhadap istri polisi apalagi jika ia bernama Louise Delfouille, istri dari Arthur Delfouille alias Agen Polisi 212. Nyonya yang satu ini punya banyak akal untuk membalas dendam pada orang yang berani membuatnya marah. Dalam satu bagian cerita berjudul “Jangan Macam-macam Sama Istri Polisi”, diceritakan bagaimana kejahilan Ny. Delfouille ini dalam mengerjai seorang polisi baru di kantor suaminya. Dibuatnya polisi baru itu akhirnya menyerah pada keinginan sang Nyonya dan terpaksa melanggar prinsipnya sendiri.
Read more!

Selasa, 07 Juni 2011

Agen Polisi 212 #1 : 24 Jam Sehari


Takut polisi? Bacalah seri komik Agen Polisi 212 dan berkenalanlah dengan Arthur Delfouille, dijamin Anda tertawa terbahak-bahak. Tokoh Arthur ini adalah seorang polisi bertubuh gemuk, bertampang galak dengan kumis melintang, dan (maunya) sigap serta cekatan, tapi anehnya seringkali bernasib apes saat melakukan tugas-tugas kepolisiannya.

Serial Agen Polisi 212 atau dalam bahasa aslinya L’Agent 212 adalah komik yang berasal dari Belgia. Setiap serinya berisikan cerita-cerita komik pendek yang ditulis oleh Raoul Cauvin dan digambar oleh Daniel Kox. Penerbitnya Dupuis yang juga menerbitkan serial terkenal Spirou, Le Petit Spirou dan Cedric. Di Indonesia, komik ini pernah diterbitkan oleh Misurind dan kemudian oleh Gramedia.

Dalam seri pertama yang berjudul 24 Jam Sehari (24 heures sur 24), Arthur beberapa kali direpotkan oleh seorang tua yang terus-terusan berusaha bunuh diri. Usaha si orang tua itu memang selalu gagal, tapi Arthur ikut-ikutan kena sialnya dan keduanya sama-sama masuk rumah sakit. Dalam kisah lain, digambarkan bagaimana galaknya Arthur terhadap polisi baru dan bersikap sok taat aturan, dan akhirnya Arthur juga kena sial.

Selain penggambarannya yang sederhana, cerita dalam komik ini pun sederhana. Tapi kesederhanaan itulah yang membuat kekonyolan dalam komik ini terasa kocak dan mudah dicerna. Mungkin karena inilah, komik L’Agent 212 menjadi salah satu komik best seller di Perancis pada tahun 2006. Nah, jika Anda menyukai komik yang kocak, jangan lewatkan komik ini. Pulele! Pulele!

Naskah: Raoul Cauvin
Gambar: Daniel Kox
Penerbit: Dupuis (di Indonesia oleh Misurind dan Gramedia)
Tahun Terbit Pertama: 1981
Bahasa: Indonesia




Read more!

Senin, 06 Juni 2011

Batman and Robin #2: Batman Reborn Part II


Setiap superhero punya masa adaptasinya sendiri. Ada saat-saat mereka meragukan kemampuan mereka sendiri,  bertanya-tanya apakah memang dirinya pantas menjadi seorang superhero, dan membanding-bandingkan dirinya dengan superhero lain. Tapi pada saat seperti inilah pembaca bisa memandang mereka sebagai “manusia biasa”. Inilah yang terjadi pada diri Richard “Dick” Grayson yang kebagian peran menggantikan Bruce Wayne menjadi Batman di Batman and Robin #2: The Circus of Strange atau Batman Reborn Part II.

Inti cerita pada komik ini berkisar pada kebimbangan Dick Grayson akan keputusannya menggantikan Bruce Wayne dan pertengkarannya dengan Damian Wayne alias Robin mengenai prinsip kerja mereka dalam menumpas kejahatan. Mereka berdua masih berhadapan dengan kelompok Circus of Strange yang dipimpin oleh Pyg. Seperti biasa, Alfred, sang pembantu sepanjang zaman yang bijaksana, berperan banyak dalam komik ini.  

Terbit pada bulan September 2009, komik dengan penulis cerita dan artis yang masih sama dengan nomor perdananya ini banyak mendapatkan pujian. IGN memberikan nilai 9.3 (amazing) untuk komik ini. Grant Morrison memang piawai dalam membuat cerita untuk nomor dua ini dan goresan Frank Quitely sudah lumayan akrab di mata. Mungkin yang agak kurang adalah pewarnaannya yang “terlalu cerah” untuk ukuran serial komik Batman yang selama ini dikenal cenderung berlatar gelap dan beberapa ketidakrapian boks. Untungnya di Quitely mampu menambalnya dengan adegan berantai sehingga lumayan enak dilihat.

Writer: Grant Morrison
Artist: Frank Quitely
Colorist: Alex Sinclair
Publisher: DC Comic
Tanggal terbit: September 2009
Bahasa: Inggris

klik di sini untuk mendownload komiknya


 
Read more!

Rabu, 01 Juni 2011

Joker Asylum I : The Joker


“Siapakah yang lebih sakit jiwanya? Joker yang “mengacau” di sebuah acara kuis di stasiun TV, para eksekutif stasiun TV itu yang membiarkan si Joker mengacau karena bisa meningkatkan rating (meskipun ada resiko kematian bagi para peserta dan penonton di studio itu), ataukah para penonton yang cuma bengong menonton tayangan itu di TV mereka masing-masing?” Pertanyaan itu diajukan sendiri oleh Joker di akhir cerita komik ini.

Terbit sebagai nomor pembuka miniseri Joker Asylum I dari DC Comic pada bulan Juli 2008, The Joker : The Joker’s Mild  tidak terlalu bagus. Ada ketidak konsistenan coretan dalam penggambaran karakter Joker. Pada awal cerita, gambar Joker lebih mirip dengan tokoh Joker dalam film Batman yang diperankan oleh Jack Nicholson, namun di beberapa bagian selanjutnya, gambaran itu berubah menjadi Joker yang diperankan oleh Heath Ledger pada film Batman The Dark Knight. Ketidak konsistenan ini lumayan mengganggu, apalagi jika pembaca tidak terlalu mengakrabi jenis coretan yang berbentuk kasar seperti yang ditampilkan dalam komik ini. Konon DC sengaja menerbitkan miniseri Joker Asylum ini sebagai cara untuk membantu promosi film Batman : The Dark Knight yang rilis pada tahun 2008.

Untungnya, dari segi cerita, komik ini bisa dikatakan lumayan meskipun sangat sederhana. Ada semacam satire dan pelajaran moral dari Joker sendiri dalam cerita yang ditulis oleh Arvid Nelson ini. Komik ini tidak berdarah-darah atau pernuh action seperti komik superhero  pada umumnya. Batman, sang musuh bebuyutan Joker, pun hanya muncul sesaat. Fokus cerita berkisar pada moral-moral dan kepentingan-kepentingan para tokoh di dalamnya. Joker dalam komik ini lumayan berkarakter. Jadi, jika Anda memang menyukai Joker sebagai salah satu lawan Batman yang paling cerdik, komik ini lumayan untuk dikoleksi, tapi siap-siaplah kecewa karena ilustrasinya.

Writer: Arvid Nelson
Artist: Alex Sanchez
Publisher: DC Comic.
Tanggal terbit: Juli 2008
Bahasa: Inggris



 
Read more!

Selasa, 31 Mei 2011

Batman and Robin #1 : Batman Reborn part I

Batmobile-nya “bisa terbang”, itu yang menyolok dari komik ini. Walaupun bentuknya, menurut saya, jelek. Rasanya seperti melihat Ridron milik Ksatria Baja Hitam RX (barangkali karena efek warnanya yang dominan hitam dan merah). Untuk mereka yang suka mengikuti cerita Batman, Batmobile terbang sebenarnya bukan hal yang aneh, sebab dalam serial Batman R.I.P. sempat dikisahkan bahwa Bruce Wayne memang sempat mengusahakan agar Batmobile bisa terbang.

Dalam komik ini, Grant Morrison menyajikan kisah yang sangat bagus. Anda akan menemui tokoh baru. Batman bukan lagi Bruce Wayne, tapi Richard “Dick” Grayson yang dulu menjadi Robin pertama. Sementara yang menjadi Robin adalah Damian Wayne, anak biologis Bruce Wayne dari Thalia Al Ghul alias cucu Ra’s Al Ghul, musuh bebuyutan Batman. Untuk tokoh penjahatnya, lupakan Joker, Penguin, Riddler, dan kawan-kawan, di sini Anda bertemu dengan Pyg dari kelompok penjahat Circus of Strange. Tapi jangan khawatir, meskipun tokoh-tokohnya baru, ceritanya masih khas Batman seperti yang kita kenal. Gelap, misterius tapi cerdas.  

Dari segi ilustrasi, komik ini pun bisa dibilang sangat bagus. Frank Quitely mampu menerjemahkan setiap karakter dalam cerita Morrison secara pas. Penggambaran gerombolan Circus of Strange, pewatakan Damien yang bengal, serta ilustrasi latar di komik ini benar-benar mewakili kisahnya. Tapi, ya itu tadi, cacatnya menurut saya justru pada Batmobile-nya. But, anyway, secara keseluruhan komik ini memang enak untuk dibaca. Layak koleksi.

Writer: Grant Morrison
Artist: Frank Quitely
Colorist: Alex Sinclair
Publisher: DC Comic
Tanggal terbit: Agustus 2009
Bahasa: Inggris












Read more!

Senin, 30 Mei 2011

Tomb Raider Journey #1

Bersiaplah untuk berlayar, para fans Lara Croft. Eidos, TopCow, dan Image Comic Inc. menerbitkan seri komik Tomb Raider Journey dengan nomor pembuka di lautan lepas. Lupakan sejenak perburuan di makam kuno. Saatnya kita berlayar bersama para bajak laut.

Fiona Kay Avery membuat cerita yang lumayan menarik sekalipun hanya untuk kelas nomor pembuka. Ada misteri khas Tomb Raider yang berbau separuh mitos seperti El Dorado dan Flying Dutchman dalam Tomb Raider Journey #1 ini. Meskipun Drew Johnson, Jay Leisten, maupun Jonathan D. Smith menggambarkan tokoh-tokoh dalam komik ini secara tipikal, tapi tak apalah, kita masih bisa menemukan si seksi Lara ^^

Writer: Fiona Kay Avery
Penciler: Drew Johnson
Inker: Jay Leisten
Colorist: Jonathan D. Smith
Publisher: Image Comic inc.
Tanggal terbit: 1 Januari 2001

Read more!

Rabu, 25 Mei 2011

THE ADVENTURES OF SINBAD #0


Zenescope Entertainment Inc. sudah terkenal dalam hal memberikan versi baru untuk tokoh cerita klasik. Seperti halnya serial Grimm Fairy Tales, dalam  serial komik The Adventures of Sinbad (buku pertama terbit tanggal 16 April 2008) Zenescope memberikan petualangan dan penampilan baru untuk tokoh Sinbad dari cerita 1001 Malam. 
Read more!

Minggu, 03 April 2011

MARVEL ADVENTURES SUPERHEROES #1: BEST OF SHOW


Walaupun judul seri ini terdengar serius, jangan tertipu. Cerita di dalamnya ternyata jauh dari serius. Lembar-lembar pertama dari komik yang terbit bulan September 2008 ini saja cuma berisi keheranan Ironman terhadap daya rekat Spiderman, dan Spiderman pamer kemampuan rekatnya: ia “nempel” di lengannya Hulk.  
Kemudian, “masalah” sebenarnya dalam komik ini pun muncul. Hercules datang membawa dua anjing piaraannya, Cerberus dan Orthus. Yang disebut pertama berkepala tiga, dan yang terakhir “hanya” punya dua kepala. Hercules menitipkan kedua anjing ajaibnya yang super besar itu kepada Ironman, Spiderman, dan Hulk. Dari sinilah kelucuan mulai bergulir. Mulai dari ketiga superhero Marvel itu melatih anjing-anjing itu agar jadi penurut, hingga kedua anjing itu ikut lomba kontes anjing di kota. 

Cerita yang dibuat oleh Paul Tobin ini lumayan lucu, pilihan kata-katanya cerdas, sehingga komedi ala superhero ini bisa lancar terbangun. Alvin Lee, yang jatahnya menggambar, juga sangat membantu. Lupakan gaya gambar Marvel yang biasanya “serius”, kali ini Alvin Lee menggambar dengan gaya komik yang ringan namun kaya warna. Sehingga cerita komedi yang ringan tidak terasa berat.

Cerita: Paul Tobin
Penciller: Alvin Lee
Inker: Tery Pallot
Terbit: September 2008
Penerbit: Marvel
Rated: Segala Usia
Format: Komik

Quotes:
Spiderman: “Bad doggie! Or is it Bad doggies? Dang!What’s the proper terminology for one dog with two heads?”

Spiderman: “Keep cool Hulk. Let it slide. We’ll get you another ribbon.”
Hulk: “And more pizza.”
Spiderman: “And more pizza.”








Read more!

Minggu, 27 Maret 2011

X-Men Origins: Cyclops

Cyclops alias Scott Summers mungkin anggota X-Men yang tidak terlalu disukai. Ia, yang menjadi panglima para X-Men, sering dianggap arogan. Tapi mari kita lihat dari segi ini: Cyclops pertama kali muncul dalam komik pada tahun 1963, dia adalah tokoh karakter komik yang menjadi “anak zaman”-nya. Tipe-tipe superhero yang lahir pada tahun 1960an adalah superhero yang menampilkan sifat loyal, sangat taat peraturan, idealis, dan sangat menonjolkan kepahlawanan. Ini merupakan semacam perlawanan dalam komik terhadap sikap anti-hero yang saat itu bangkit di Amerika akibat perang Vietnam.  
          Stan Lee dan Jack Kirby tampaknya memang bermaksud membuat Cyclops menjadi superhero semacam itu. Ia adalah mutan pertama yang direkrut oleh Xavier dan dalam perkembangan cerita X-Men ia selalu jadi “anak emas” Xavier. Bahkan Xavier sudah menganggap Scott Summers sebagai putera mahkotanya meskipun sebenarnya, jika dibandingkan dengan anggota X-Men yang lain, kemampuan mutan Cyclops “hanyalah” sinar penghancur yang keluar dari matanya. Keunggulan Cyclops lebih pada kekuatan kepribadiannya sebagai pemimpin. Berbagai misi X-Men, harus diakui, bisa berhasil karena kepemimpinannya.
           Dalam komik X-Men Origins: Cyclops, Stuart Moore menggali latar belakang Scott Summer dan menampilkan hubungan Scott dan Xavier lebih sebagai ayah dan anak. Moore juga menceritakan tentang mantapnya pilihan Scott sebagai pemimpin.

Sinopsis:

Scott Summers mungkin tidak mau menjadi pemimpin, ia bahkan berkeinginan untuk jadi “normal” kembali. Tapi menjadi “pemimpin” barangkali memang sudah menjadi takdir hidupnya. Ayah kandungnya, mempercayakan hidup Alex, adik Scott, ke tangan Scott ketika usianya baru 10 tahun.
           Di usia tujuhbelas tahun, manifestasi kemampuan mutannya sudah tak bisa ia kendalikan lagi. Lalu muncullah Professor X yang memberinya semacam pelindung mata sehingga ia bisa mengendalikan sinar penghancur yang keluar dari matanya. Hubungan keduanya pun berlanjut.
           Suatu ketika Scott berhadapan langsung dengan Magneto yang mencela hubungannya dengan Xavier. Namun Scott tidak tergoyahkan loyalitasnya kepada Xavier dan kepercayaannya terhadap anggota X-Men lainnya.

Cerita: Stuart Moore
Penciller: Jesse Delperdang
Penciler: Adi Granov
Terbit Pertama: 13 Januari 2010
Format: Komik

Quotes:
Magneto: “The fine line between revolutionary and terrorist. It depends which side wins, does it not?”
Cyclops: “We can be more. We can be a brotherhood ...”





Read more!

X-Men Origins: Gambit

Lupakan ingatan tentang orang Cajun yang gila jazz. Ini orang Cajun yang sewaktu kecil pernah dijuluki “le diable blanc” atau Sang Iblis Putih yang (dulu) suka merokok, pencuri ternama, tapi romantis. Remy LeBeau alias Gambit dalam cerita X-Men, adalah mutan yang memiliki kemampuan memanipulasi energi kinetik dan hipnosis. Ia juga jago berkelahi, ahli menggunakan tongkat, dan melempar kartu.  
          Dalam komik X-Men Origins: Gambit, diceritakan fase kehidupan Gambit jauh sebelum bertemu dengan gang X-Men dari sekolah Xavier, sedikit masa kecilnya ketika bertemu dengan Bella Dona Boudreaux, lalu ketika dewasa menikahi Bella lebih karena kewajibannya untuk menjaga gencatan senjata antara keluarga Pencuri dan Pembunuh di New Orleans, bagaimana ia terusir dari New Orleans, dan kemudian terlibat dalam pembantaian kaum Morlock.
           Karena Gambit dalam cerita X-Men selalu jadi tokoh yang “abu-abu”, dalam komik ini Mike Carey sepertinya memang sengaja menunjukkan bahwa pada dasarnya Remy LeBeau adalah orang baik.

Sinopsis:

Remy LeBeau menerima tantangan Julien Bordeaux yang berkeberatan atas pernikahan dirinya dengan Bella. Dalam duel itu, Remy pemenangnya. Tapi demi kelangsungan gencatan senjata antara dua keluarga, ia harus rela pergi dari New Orleans.
           Perkembangan kemampuan energi kinektik dalam dirinya membuatnya tak mampu mengendalikannya lagi. Ia lantas menemui Mister Sinister untuk meminta bantuan mengurangi besarnya energi kinetik dalam dirinya. Tapi akibatnya ia berhutang pada Sinister yang kemudian menyuruh Remy mengumpulkan para mutan, yang salah satunya adalah Sabretooth. Kelompok buatan Sinister itu bernama Marauders. Dan mereka ditugasi membantai para Morlocks yang tinggal di gorong-gorong.
          Sebelum pembantaian itu terjadi, Remy berselisih dengan anggota Marauders lainnya dan nyaris mati dibunuh oleh Sabretooth. Pembantaian tetap terjadi, namun Remy sempat menyelamatkan seorang anak perempuan kecil yang bernama Sarah.

Cerita: Mike Carey
Inker: David Yardin, Dabel Brothers, David Yardin
Colorist: Nathan Fairbairn
Letterer: Robert Steen
Terbit Pertama: 17 Juni 2009
Format: Komik

Quotes:
Remy: “So, you t’ink you can help me or should I look some place else?”
Sinister: “That depends”
Remy: “On what?”
Sinister: “On how desperate you are”






Read more!

X-Men Origins: Wolverine #1

There’s always an animal within a man’s soul. Karena itu, Wolverine jadi tokoh paling disukai dalam X-Men. Dia tipe jagoan cool dan cuek yang bisa berubah sangat ganas saat berhadapan dengan lawan. Kemampuan mutannya – kemampuan pemulihan yang supercepat, indera penciumannya yang tajam, ketahanan tubuhnya, kecepatan, stamina, dan kekuatannya, serta regenerasi tulang yang supersingkat, ditambah dengan penanaman struktur tulang buatan dari adamantium, logam superkeras yang bisa membelah baja, membuat Wolverine jadi jagoan nyaris tak terkalahkan dalam komik X-Men.  
          Tiap tokoh punya riwayat. Dan untuk Wolverine, soal yang satu ini tak pernah jelas. Berbagai versi asal-usul Wolverine pernah dibuat oleh Marvel. Baik itu berupa komik tersendiri, maupun terserak di sana-sini dalam komik-komik X-Men. X-Men Origins: Wolverine #1 yang terbit tanggal 29 April 2009, menjadi salah satunya. Meskipun demikian, komik dengan penulis cerita Chris Yost dan penggambar Mark Texeira ini tidak terlalu mengedepankan latar belakang Wolverine. Soal yang masih terhitung baru mungkin soal mengenai nama asli Wolverine yang sebenarnya bukanlah Logan, tapi James Howlett. Tapi ini pun sebenarnya bukan hal yang aneh dalam cerita X-Men atau cerita superhero semacam ini.
          Komik ini lebih menonjolkan sisi kemanusiaan Logan yang kehilangan riwayat masa lalunya. Dalam pergulatan mencari jati dirinya itu, sisi hewani dan sisi emosi manusia dalam dirinya bergantian muncul hingga dia bertemu dengan Professor X dan memasuki tim X-Men.

Sinopsis:
           Mutan adalah senjata. Dan mutan yang kehilangan riwayatnya sendiri ibarat senjata yang bisa dengan mudah dimanfaatkan oleh satu pihak sebelum akhirnya berpindah untuk dimanfaatkan oleh pihak lainnya lagi. Logan menyadari, setidaknya pada akhirnya menyadari, hal tersebut.
           Setelah ia hidup di hutan, bertahan hidup hanya dengan insting hewaninya, ia ditangkap untuk dijadikan percobaan menginjeksikan adamantium ke dalam tulang-tulangnya dalam proyek yang disebut Weapon X.      Logan terpilih sebab penginjeksian itu membutuhkan sebuah tubuh yang memiliki kemampuan untuk pulih dengan cepat. Percobaan itu berhasil, meskipun akhirnya harus dibayar dengan nyawa para pengujicoba, sebab Logan akhirnya berontak.
           Lalu Logan berpindah ke Departemen H, dimana dia juga hanya dianggap senjata di situ. Hingga akhirnya Professor X datang dan membebaskannya.

Cerita: Chris Yost
Inker: Mark Texiera
Colorist: Morry Hollowell, John Rauch
Letterer: Todd Klein
Terbit Pertama: 29 April 2009
Terbitan: MARVEL UNIVERSE
Rating: RATED T+
Format: Komik

Quotes:
Logan to Xavier: “If you know as much about me as you say, then you know there’s no place for me in your “dream” world.”



    




Read more!

Kamis, 24 Maret 2011

X-Men Origins: Sabretooth


Jangan tanyakan sejahat apa Victor Creed alias Sabretooth! Penjahat besar yang jadi musuh bebuyutan Wolverine ini paling “sakit” jiwanya. Jahatnya Magneto yang jadi penjahat utama dalam X-Men, boleh dikata tidak ada apa-apanya dibanding jahatnya Sabretooth. Magneto saja punya alasan tertentu mengapa ia bersikap jahat: ia punya sejarah, ia punya rasa sakit hati, ia punya dendam. Tapi Sabretooth, tidak. Ia membunuh hanya untuk kesenangan. Perkelahian berdarah-darah cuma dianggap permainan olehnya. Saat komik X-Men Origins: Sabretooth dikabarkan akan terbit, satu hal yang ditunggu-tunggu dari komik ini adalah jawaban dari pertanyaan: apa latar belakang yang memunculkan sifat jahat pada diri mutan yang punya kekuatan mirip Wolverine ini? Dari mana keganasannya muncul? Bagaimana asal muasal perseteruan abadi antara Sabretooth dan Wolverine?

Setelah akhirnya X-Men Origins: Sabretooth terbit, tanggal 11 Februari 2009, ternyata hanya satu pertanyaan yang jelas terjawab yakni soal perseteruan abadi di antara Sabretooth dan Wolverine. Untuk pertanyaan lain, pembaca harus cukup puas dengan jawaban: ya, memang Sabretooth sudah kejam dari sononya! 


Komik ini boleh dikatakan kuat dari segi cerita. Kieron Gillen, penulis ceritanya, membuat tokoh Sabretooth terlihat sangat jahat dan dia bisa membuat (maaf-maaf kata, ye, buat penggemar Wolverine ^_^ ) Wolverine dalam komik ini terasa seperti “anak bawang”. Penentuan tempat dan waktunya pun tidak terlampau jelas. Nuansa komik jadi terasa seperti serial Joker Asylum dari DC COMIC meskipun tidak terlalu sadis. Hal ini diperkuat dengan penggambaran komik (oleh Dan Panosian) yang cenderung didominasi warna gelap.

Sinopsis:
Victor Creed kecil tak merasa bersalah meskipun ia telah membunuh saudaranya Luther hanya gara-gara rebutan pie. Ia dirantai oleh ayahnya di bawah tanah dan gigi taringnya dicabut oleh sang ayah. Setahun kemudian, ia berhasil lolos dari ruang bawah tanah itu dan membunuh orang tuanya sendiri. Petualangannya pun dimulai.


Beberapa tahun kemudian, ia berjumpa dengan Logan alias Wolverine yang sedang berkelahi dalam sebuah bar. Persahabatan di antara keduanya pun terbangun. Tapi persahabatan itu tak berlangsung lama, setelah Silverfox, pacar Logan, ditemukan mati.
Kisah keduanya berlanjut hingga mereka bersama-sama bergabung dalam Operasi Khusus CIA. Keduanya mengalami cuci otak. Dalam kerja ini muncul kebiasaan mereka berkelahi pada hari ulang tahun Logan. Kebiasaan tersebut terus berlanjut hingga akhirnya Logan memutuskan persahabatannya dengan Creed.

Cerita: Kieron Gillen
Inker: Dan Panosian
Colorist: Morry Hollowell, Ian Hannin, Ian Hannin
Letterer: Todd Klein
Terbitan Pertama: 11 February 2009
Penerbit: MARVEL UNIVERSE
Rating: RATED T+
Format: Komik

Quotes:
Victor Creed: “No, Ma. Don’t be scared of Him. Be scared of me.”
Victor Creed: “... be careful. She’s a real pretty one. She’ll make you feel bad eventually. They alway do.”




Read more!

X-Men Origins: Beast

Dulu, saat pertama kali menonton film kartun dan membaca X-Men, salah satu hal menarik yang paling teringat adalah: tidak ada yang seaneh penampilan Henry Phillip “Hank” McCoy alias “Beast” di X-Men. Tubuhnya besar berbulu biru, posturnya seperti gorila, kaki dan tangannya luar biasa besar, jarinya bercakar dan ia punya sepasang gigi taring. Dia tangkas, jungkir balik, suka bergelantungan dengan kaki dan kepala terbalik dan, jika bergerak saat bertempur, gesturnya memang seperti hewan—agak membungkuk dengan tangannya yang panjang itu menyentuh tanah. Tapi, yang teraneh dari penampilannya, dan ini bagian yang paling menarik, adalah: jika sedang berada di markas X-Men, ia berkacamata. Bukan jenis kacamata keren seperti punya Cyclops yang berfungsi sebagai pengendali kekuatan sorot matanya, tapi benar-benar jenis kacamata untuk membaca! 

Mutan satu ini memang istimewa. Terpintar dan paling jenius di antara teman-temannya. Kutu buku dan, kalau tidak salah, dia satu-satunya yang menyandang gelar profesor selain Xavier. Dalam kisah-kisah X-Men, bentuk tubuhnya yang paling “hewani” itu bukanlah andalannya. Kecerdasannyalah yang menjadi senjata. Memang, dalam X-Men, kebanyakan peran Beast yang paling menonjol adalah sebagai “jagoan markas”. Ia ikut membangun Cerebro, ruangan (atau lebih tepatnya “alat”) yang dipakai oleh Xavier untuk melacak keberadaan mutan di dunia. Ia jago komputer dan juga cemerlang dalam bidang genetika. 


Dalam komik X-Men Origins: Beast, terbit tanggal 3 September 2008, tubuh Beast belum berbulu (bulu-bulu di sekujur tubuh Beast, yang membuat penampilannya seperti hewan, tumbuh akibat percobaan-percobaan yang dilakukannya). Keanehannya mungkin hanya pada tangan dan kakinya yang besar, selebihnya: “normal”. Ia “anak kampus” yang pintar, punya teman dekat wanita yang hampir sama pintar, jadi “football hero”, dan punya “musuh” seorang mahasiswa yang menyebalkan. Tapi, seperti pernah dikatakan Xavier, “Mutan adalah kekuatan, dan mereka selalu dicari”. McCoy akhirnya harus memilih antara dua dunia. 


Dengan penulis cerita Mike Carey dan colorist J.K Woodward, komik ini bisa dibilang unik terutama karena model pewarnaannya. Woodward membuat kesan seolah-olah gambar di komik ini dibuat dengan model yang benar-benar ada. Tidak seperti komik superhero seperti biasanya, postur-postur manusia dalam komik ini tidak tampak “berotot” atau tampil “atletis” namun karena itulah jadi terkesan lebih riil. Garis-garisnya pun tidak terlalu tajam. Meskipun dari segi cerita terkesan biasa tapi dari segi gambar boleh dibilang luar biasa. Memberi sentuhan berbeda untuk tokoh yang istimewa.

Sinopsis:
Henry “Hank” McCoy jelas seorang mahasiswa yang cemerlang di kelasnya. Sampai-sampai ketika ia “hanya” mendapat nilai B plus dalam ujian genetika, Jennifer, temannya, jadi bertanya-tanya heran sebab Henry begitu terkenal akan kecerdasannya. Lalu kemudian tanpa sengaja mereka melewati lapangan football. Pelatih football itu, yang tadinya iseng menyuruh Henry menendang bola football, terkesan oleh kekuatan Henry dan memasukkannya ke dalam timnya. Henry pun jadi bintang lapangan football yang terkenal kekuatan dan ketangkasannya di lapangan. Ia bahkan punya julukan “Golden Arm”.


Kekuatan dan ketangkasan Henry membuat seorang penjahat bernama Conquistador tertarik. Ia menculik orang tua Henry dan memaksa Henry untuk mencuri sebuah prototipe reaktor fusi dingin di tempat ayah Henry bekerja. Mau tak mau, Henry pun melakukannya. Tapi kejadian tersebut membuat Henry menyadari kekuatan mutan yang dimilikinya. Ia berhasil mengalahkan Conquistador dan membebaskan orang tuanya. 


Sayangnya, orang tua Henry yang kaget melihat kekuatan anak mereka malah menjadi ketakutan. Henry, yang telah mengetahui bahwa ayahnya pernah terpapar radiasi dan kejadian itu telah merubah gen dalam dirinya, mengatakan pada orang tuanya bahwa ia adalah seorang mutan. Orang tuanya tidak bisa menerima kenyataan itu. Ketika keadaan tampaknya semakin memburuk, tiba-tiba saja kedua orang tua Henry seolah-olah hilang ingatan dan tidak mengenal Henry. Malahan mereka berterima kasih karena Henry telah membantu mereka mengganti ban mobil. Lalu mereka pergi begitu saja.


Ternyata ini adalah perbuatan Professor Xavier yang datang ke tempat itu bersama dengan Cyclops, Iceman, dan Archangel. Xavier menghapus segala ingatan orang tua tentang Henry. Henry pun akhirnya diminta memilih, apakah ia akan kembali ke kehidupannya yang dulu, yang telah membenci dan takut terhadapnya, ataukah ikut dengan Xavier.

Cerita: Mike Carey
Colorist: J.K. Woodward
Letterer: Rus Wooton
Other: Chris Eliopoulos
Pertama terbit: 3 September 2008
Terbitan: MARVEL UNIVERSE
Rating: RATED T+
Format: Komik
Bahasa: Inggris

Quotes:
Jennifer Nyles: “Normal’s not a straitjacket Hank.”
Henry McCoy: “You’re right. It’s an anchor.”
Jennifer Nyles: “Well it’s not an achor that you need okay? You’re big and strong and you’ve got broad shoulders. Just be yourself. You’ll be something pretty unforgettable.”


Read more!